Jumat, 20 Juli 2012

Say ‘Hello’, ‘Goodbye’ and ‘Hello’ Again


Say ‘Hello’, ‘Goodbye’ and ‘Hello’ Again

          “Kau akan terus begini?” tanya Reni kepadaku. “Sebenarnya tidak” jawabku menundukkan kepala. “Lalu kapan?” tanya Reni mengangkat kepalaku. “Apanya?” tanyaku kembali dengan alis terangkat. “Mengajak kenalan” jawab Reni datar. Kata-kata itu menghentikanku untuk membantahnya, menjawab dan bertanya lagi. Namanya Yudhi. Laki-laki popular yang ganteng, tinggi dan pintar dalam bidang olahraga basket. Sebenarnya aku sudah mempunyai nomor hpnya, pin bbnya dan sudah ku add, dia meng-acceptnya tanpa mengetahui siapa aku. Aku selalu membaca PMnya dan terkadang ia berbalasan PM dengan temannya. Dia belum mempunyai pacar, alias single.
          “Via, pinjam blackberrymu!” seru Reni yang membangunkan lamunanku. “ Buat apa?” tanyaku mencari Blackberryku didalam tas. “Dengar lagu” Jawabnya menyakinkanku bahwa Blackberryku akan baik-baik saja. Akupun memberikan Blackberryku ke Reni. Reni mengotak-atik hpku dan membuka beberapa lagu. Setelah ia mengembalikannya. Aku mengecek BBMku… “Astaga Ren !! Kenapa kau? Reni !!!”.
            Aku berteriak kepada Reni karena ia mengirimkan kata ‘Intro?’ kepada Yudhi lewat BBM. Tentu saja aku tersentak kaget melihat kelakuan nekadnya.

----------

            Aku yang asik BBM-an dengan Yudhi hingga malampun dan sama sekali tidak menyadari bahwa aku tidak makan malam ini dan yang anehnya aku tidak lapar. Dia menanyakan kepdaku kenapa aku tidak makan. Astaga! Seperti pacaran saja. Tapi aku tetap senang mendapat perlakuan dari dia. Dia laki-laki yang perhatian! Aku mengopy chat kami dan menyimpannya di MemoPad Blackberryku.
            Dia sangat ramah di awal perkenalan. Aku membaca ulang chat kami lagi.
            ‘Intro?’
            ‘Yudhi, SMA XXX Grade 12. Intro back?’
            ‘Via, SMA XXX Grade 10”
            ‘Ahh~ Nice to meet you ☺’
            ‘Nice to meet you, too ☺’
            Dia cuman me-read. Aku agak kecewa. Tetapi, 2 menit kemudian, ia BBM lagi. Aku sangat senang!.
            ‘Aku pernah membaca namamu. ‘Via’ Apakah sebelumnya kita pernah ketemu?’
            ‘Ahh.. Ya.. Kau pernah tidak sengaja menabrakku saat aku berjalan di taman. Kejadiannya sudah 1 tahun yang lalu. Tepatnya saat aku masih SMP kelas 9, ingin jalan-jalan melihat SMAku. Hehe.’
            ‘Hmm.. Aku sudah lupa tentang kejadian itu. Kalau begitu, bagaimana kalau besok kita ketemuan?’
            Lihatlah! Dia ingin bertemu denganku. Aku tidak mungkin menolak dan kami sudah janjian di taman. Di kamar aku lompat- lompat kegirangan. Tiba-tiba ibu ku masuk kekamar. “Sayang. Kau belum makan. Ayok keluar makan dulu” Kata ibu ku mengajakku keluar untuk makan. “Ah. Ya bu.” Jawabku menuruti.

----------
Aku menceritakan kepada Reni besoknya di kampus. “Hah! Kalau tidak ada aku, bagaimana bisa kalian bertemu nanti?” kata Reni menyombongkan diri. “Haha.. Thank’s ya Ren” kataku berterima kasih. “Ngomong-ngomong, kapan kalian akan bertemu?” Tanya Reni kepadaku dengan kerutan dikeningnya. “Astaga! Aku lupa menanyakannya!” aku tersentak kaget karena lupa menanyakan kapan kamu akan bertemu. “Tanya sekarang, Via. Tunggu apa lagi?” Reni menyenggol sikuku. Akupun  menggambil Blackberryku.
            Aku pun segera mengetik ke kak Yudhi, : “Kak Yudhi.. Maaf ganggu, kak. Semalam kakak belum memberitahuku kapan kita akan bertemu.” Satu BBM pun masuk.
            “Sekarang bisa gak, dek ?” Ternyata dia yang balas.
“Ren, dia mengajakku sekarang. Maaf ya harus tinggalin lu..” Kataku dengan nada menyesal kepada Reni. “Gak papa, Via. Sana pergi. Dia sudah menunggumu” Reni pun membalasnya dengan senyum. Aku membalas senyumnya dan mengucapkan selamat tinggal kepada Reni.
Aku segera berlari ke taman sekolah. Di sana ada bangku yang diduduki seorang pria. Aku pun mendekat. “Kak Yudhi?” Sapaku menyakinkan karena ia membelakangiku. “Oh. Dek Via?” Dia pun memanggil namaku dengan lembutnya. “Ya, Kak.. Hehe..” aku pun menjawabnya dengan agak malu. “Sini, Dek. Duduk aja.” Ia pun mempersilakan aku duduk disebelahnya. Kamipun bercerita tentang keluarga ku dan dia. Dia selalu membuatku tersenyum dan tertawa. Keberadaan ini membuatku terasa nyaman.

----------

Tak terasa sudah satu bulan aku selalu bersamanya. Kami semakin dekat ketika ia mengajakku bertemu ditaman itu. Aku masih tetap mencintainya seperti dulu. Tapi, aku tetap tidak tahu tentang perasaannya kepadaku. Banyak temannya yang mengatakan ia mencintaiku, tapi tetap saja ia hanya cuek dan tersenyum kecil kepada temannya yang mengatakannya kepada kami. Jika memang dia mencintaiku, kenapa sampai saat ini ia belum mengatakannya kepadaku ? . Tiba suatu malam.. Ia tiba-tiba saja meneleponku. DEGG ! Aku terkejut bahwa dia meneleponnya, tapi tetap saja aku mengangkatnya.
“Dek Via?”
“Ya ,Kak. Tumben telepon? Kangen suara Via yaa? Hayoo ngakuu..”
“Haha..”
“Kenapa telepon Via, Kak?”
“Kakak mau mengatakan sesuatu, Via.”
“Apa itu, Kak ? Katakan aja.” DEGG! Kak Yudhi mau bilang apa yaa? Kataku dalam hati dengan rasa penasaran.
“Sebenarnya… Kakak sayang sama Via. Kakak cuman nyimpan perasaan aja. Karna kakak takut, kalau Via gak mau LDR. Perasaan Via sama kakak gimana, Via?”
LDR? LDR apaan ? Apa yang terjadi? “Via sayang sama kakak udah lama. Pas Kak Yudhi gak sengaja nabrak Via dulu. Maksud kakak LDR apa, kak ?”
“Hmm… Setelah lulus ini. Kakak bakal pindah ke luar negri buat kuliah. Jadi kakak gak bakal di sini lagi dek Via. Via gak boleh nangis ya nanti kalau kakak pergi. Janji ya?”
“Vi.Vi.Via.. Ga.Gak.. Bi. Bis. Bisa.. Jan.. Ji.. Kak..” Jawabku tersendat-sendat karna setetes air mataku telah jatuh, mengetahui ia akan pergi.
“Via, jangan nangis, Via. Kakak janji, Kakak bakal balek lagi dengan perasaan kakak yang tetap sama Via. Kakak janji, Via. Jangan nangis ya..”
“…………”
“Via? Via? Via, kakak janji Via. Jangan nangis Via.”
“Be.Be.Berapa. Lama. Ka.Kak?
“4 Tahun, Via. Maaf ya Via. Kakak janji, nanti kakak balek dengan perasaan kakak yang tetap sama kayak sekarang, Via.”
“…………”
“Via? Via ada dengar kakak gak,Via?”
“…………”
“Via ? Jawab donk,Via?”
“Ya,Kak.. Via tutup dulu ya. Via ngantuk. Mau tidur. Malam Kak”
“Malam, Via”

----------

Selama satu bulan, kami menghabiskan waktu sama-sama. Hingga saatnya dia bakal pergi keluar negri untuk melanjutkan Kuliahnya. “Via. Jangan ikut kakak ke bandara ya. Kakak takut Via nangis. Jangan nangis ya Via. “ Kata Yudhi kepada ku saat di rumahku. “Tapi, kak..” “Via.. janji ya sama kakak kalau Via tetap harus sayang sama Kakak.? Kakak juga bakal tetap sayang sama Via kok… Kakak pergi dulu ya Via..” Ia mengucapkan selamat tinggal dan mengecup keningku.Aku di biarkan tak berkata apa-apa. Dia takut aku menangis dan tidak membolehkan aku mengikutinya ke bandara untuk melihat kepergiannya.  

----------

*Empat tahun kemudian*

“Sayang. Siap-siap yaa. Bentar lagi kita akan berangkat ke pesta pernikahan Kakakmu.” Kata ibuku ketika masuk kekamar. Aku yang sedang me-make-up mukaku sendiri agar terlihat polos. Aku memilih baju yang cocok untuk pesta pernikahan Kakakku. Ku melihat Dress selutut, berwarna merah muda dan pita didekat pinggang. Yang ada satu tali di bagian kanan bahu baju itu. Aku pun memilih baju itu untuk ku pakai. Beserta, High-Heels 5cm berwarna merah muda polos .

-----------

Pesta pun berjalan dengan sukses. Pada akhir pesta, ada pelemparan bunga. Anak remaja di atas 17 tahun di persilakan untuk menangkap bunga itu dari lemparan si pengantin,. Aku pun mengikutinya. Kakakku pun segera melemparnya, dan yang menangkap ada lah seorang laki-laki dengan tuxedo Hitam-Putih. Berwajah tampan, dan ia tersenyum kepadaku. Aku mengenal senyuman itu! Benar! Itu Kak Yudhi! Aku tidak salah lagi!
“Via ? Masih ingat sama kakak?” tanya laki-laki yang tersenyum padaku
“Kak Yudhi!” Seruku langsung memeluk Kak Yudhi yang berdiri didepanku dengan memegang bunga lemparan kakakku.

“Ternyata Via masih ingat” Ia pun mengelus-elus rambutku sambil tersenyum.
Orangtuaku yang melihat adegan itu pun tersenyum kecil. Kakakku dan suami sahnya sekarang pun tersenyum.
Setelah acara pernikahan kakakku, aku minta izin dengan orangtuaku untuk pergi bersama Kak Yudhi. Orangtuaku pun memperbolehkan kami untuk pergi. “Yudhi, jaga baik-baik ya anak tante. Tante gak marah kalian pulang lama, tapi jaga dia baik-baik ya Yudhi. Tante percaya sama kamu” Ibuku berkata begitu saat mereka mengijinkan aku pergi bersama Kak Yudhi.

---------

Kak Yudhi mengajakku pergi ke taman yang indah sekali. Bunga-bunga mengelilingi sebuah meja dan ada dua kursi di sana. Lampu-lampu berwarna biru pun menghiasi pohon didekatnya, menghiasi jalan menuju ke meja dan dua kursi, menghiasi tanah-tanah yang di tumbuhi bunga-bunga disekeliling meja dan dua kursi itu. Ia pun mengajakku duduk di meja dan kursi di tengah-tengah bunga-bunga indah itu.
“Indah sekali” Gumanku setelah duduk di kursi.
“Via suka?”
“Suka banget, Kak”
“Via, Kakak masih sayang sama Via. Kakak sekarang udah kembali di hadapan Via. Via mau jadi pacar kakak gak ?” Katanya mengeluarkan kalung dari kantong tuxedonya. Kalungnya bertulisan V ♥Y
“Via juga masih sayang sama kak Yudhi. Via mau jadi pacar kakak”
“Makasih ya Via masih sayang sama kakak setelah 4 tahun berlalu” Ia pun berdiri menuju tempatku dan mengalungkan kaung itu dileherku.
“Kakak kapan balik ke Indonesia kak ? Kok gak bilang sama Via?”
“Maaf Via tentang itu. Kakak udah dari 2 hari yang lalu balik. Kakak telepon kakakmu untuk menyembunyikan dari Via. Karna kakak tau kakak Via bakal nikah, kakak datang dan duduk di dekat meja Via, Via gak sadar, tapi kakak perhatikan Via dari belakang.”
“Gak papa kak. Via senang kakak udah balik sekarang”



Kalau memang kau belum menemukan apa yang ingin kau miliki, percayalah bahwa Tuhanmu masih ada untuk menuruti apa yang engkau mau. :)



Kherin :)