Say ‘Hello’, ‘Goodbye’ and ‘Hello’ Again
“Kau akan terus begini?” tanya Reni kepadaku.
“Sebenarnya tidak” jawabku menundukkan kepala. “Lalu kapan?” tanya Reni
mengangkat kepalaku. “Apanya?” tanyaku kembali dengan alis terangkat. “Mengajak
kenalan” jawab Reni datar. Kata-kata itu menghentikanku untuk membantahnya,
menjawab dan bertanya lagi. Namanya Yudhi. Laki-laki popular yang ganteng,
tinggi dan pintar dalam bidang olahraga basket. Sebenarnya aku sudah mempunyai
nomor hpnya, pin bbnya dan sudah ku add, dia meng-acceptnya tanpa mengetahui
siapa aku. Aku selalu membaca PMnya dan terkadang ia berbalasan PM dengan
temannya. Dia belum mempunyai pacar, alias single.
“Via,
pinjam blackberrymu!” seru Reni yang membangunkan lamunanku. “ Buat apa?”
tanyaku mencari Blackberryku didalam tas. “Dengar lagu” Jawabnya menyakinkanku
bahwa Blackberryku akan baik-baik saja. Akupun memberikan Blackberryku ke Reni.
Reni mengotak-atik hpku dan membuka beberapa lagu. Setelah ia mengembalikannya.
Aku mengecek BBMku… “Astaga Ren !! Kenapa kau? Reni !!!”.
Aku
berteriak kepada Reni karena ia mengirimkan kata ‘Intro?’ kepada Yudhi lewat
BBM. Tentu saja aku tersentak kaget melihat kelakuan nekadnya.
----------
Aku yang
asik BBM-an dengan Yudhi hingga malampun dan sama sekali tidak menyadari bahwa
aku tidak makan malam ini dan yang anehnya aku tidak lapar. Dia menanyakan
kepdaku kenapa aku tidak makan. Astaga! Seperti pacaran saja. Tapi aku tetap
senang mendapat perlakuan dari dia. Dia laki-laki yang perhatian! Aku mengopy
chat kami dan menyimpannya di MemoPad Blackberryku.
Dia sangat
ramah di awal perkenalan. Aku membaca ulang chat kami lagi.
‘Intro?’
‘Yudhi, SMA
XXX Grade 12. Intro back?’
‘Via, SMA
XXX Grade 10”
‘Ahh~ Nice
to meet you ☺’
‘Nice to
meet you, too ☺’
Dia cuman me-read. Aku agak kecewa. Tetapi, 2 menit kemudian, ia BBM lagi. Aku sangat senang!.
Dia cuman me-read. Aku agak kecewa. Tetapi, 2 menit kemudian, ia BBM lagi. Aku sangat senang!.
‘Aku pernah
membaca namamu. ‘Via’ Apakah sebelumnya kita pernah ketemu?’
‘Ahh.. Ya..
Kau pernah tidak sengaja menabrakku saat aku berjalan di taman. Kejadiannya
sudah 1 tahun yang lalu. Tepatnya saat aku masih SMP kelas 9, ingin jalan-jalan
melihat SMAku. Hehe.’
‘Hmm.. Aku
sudah lupa tentang kejadian itu. Kalau begitu, bagaimana kalau besok kita
ketemuan?’
Lihatlah!
Dia ingin bertemu denganku. Aku tidak mungkin menolak dan kami sudah janjian di
taman. Di kamar aku lompat- lompat kegirangan. Tiba-tiba ibu ku masuk kekamar.
“Sayang. Kau belum makan. Ayok keluar makan dulu” Kata ibu ku mengajakku keluar
untuk makan. “Ah. Ya bu.” Jawabku menuruti.
----------
Aku menceritakan kepada Reni
besoknya di kampus. “Hah! Kalau tidak ada aku, bagaimana bisa kalian bertemu
nanti?” kata Reni menyombongkan diri. “Haha.. Thank’s ya Ren” kataku berterima
kasih. “Ngomong-ngomong, kapan kalian akan bertemu?” Tanya Reni kepadaku
dengan kerutan dikeningnya. “Astaga! Aku lupa menanyakannya!” aku tersentak
kaget karena lupa menanyakan kapan kamu akan bertemu. “Tanya sekarang, Via.
Tunggu apa lagi?” Reni menyenggol sikuku. Akupun
menggambil Blackberryku.
Aku pun
segera mengetik ke kak Yudhi, : “Kak Yudhi.. Maaf ganggu, kak. Semalam kakak
belum memberitahuku kapan kita akan bertemu.” Satu BBM pun masuk.
“Sekarang
bisa gak, dek ?” Ternyata dia yang balas.
“Ren, dia mengajakku sekarang. Maaf
ya harus tinggalin lu..” Kataku dengan nada menyesal kepada Reni. “Gak papa,
Via. Sana
pergi. Dia sudah menunggumu” Reni pun membalasnya dengan senyum. Aku membalas
senyumnya dan mengucapkan selamat tinggal kepada Reni.
Aku segera berlari ke taman
sekolah. Di sana
ada bangku yang diduduki seorang pria. Aku pun mendekat. “Kak Yudhi?” Sapaku menyakinkan
karena ia membelakangiku. “Oh. Dek Via?” Dia pun memanggil namaku dengan
lembutnya. “Ya, Kak.. Hehe..” aku pun menjawabnya dengan agak malu. “Sini, Dek.
Duduk aja.” Ia pun mempersilakan aku duduk disebelahnya. Kamipun bercerita
tentang keluarga ku dan dia. Dia selalu membuatku
tersenyum dan tertawa. Keberadaan ini membuatku terasa nyaman.
----------
Tak terasa sudah satu bulan aku
selalu bersamanya. Kami semakin dekat ketika ia mengajakku bertemu ditaman itu.
Aku masih tetap mencintainya seperti dulu. Tapi, aku tetap tidak tahu tentang
perasaannya kepadaku. Banyak temannya yang mengatakan ia mencintaiku, tapi
tetap saja ia hanya cuek dan tersenyum kecil kepada temannya yang mengatakannya
kepada kami. Jika memang dia mencintaiku, kenapa sampai saat ini ia belum
mengatakannya kepadaku ? . Tiba suatu malam.. Ia tiba-tiba saja meneleponku.
DEGG ! Aku terkejut bahwa dia meneleponnya, tapi tetap saja aku mengangkatnya.
“Dek Via?”
“Ya ,Kak. Tumben telepon? Kangen
suara Via yaa? Hayoo ngakuu..”
“Haha..”
“Kenapa telepon Via, Kak?”
“Kakak mau mengatakan sesuatu,
Via.”
“Apa itu, Kak ? Katakan aja.” DEGG!
Kak Yudhi mau bilang apa yaa? Kataku dalam hati dengan rasa penasaran.
“Sebenarnya… Kakak sayang sama Via. Kakak cuman nyimpan perasaan aja. Karna kakak takut, kalau Via gak mau LDR. Perasaan Via sama kakak gimana, Via?”
“Sebenarnya… Kakak sayang sama Via. Kakak cuman nyimpan perasaan aja. Karna kakak takut, kalau Via gak mau LDR. Perasaan Via sama kakak gimana, Via?”
LDR? LDR apaan ? Apa yang terjadi?
“Via sayang sama kakak udah lama. Pas Kak Yudhi gak sengaja nabrak Via dulu.
Maksud kakak LDR apa, kak ?”
“Hmm… Setelah lulus ini. Kakak
bakal pindah ke luar negri buat kuliah. Jadi kakak gak bakal di sini lagi dek
Via. Via gak boleh nangis ya nanti kalau kakak pergi. Janji ya?”
“Vi.Vi.Via.. Ga.Gak.. Bi. Bis.
Bisa.. Jan.. Ji.. Kak..” Jawabku tersendat-sendat karna setetes air mataku telah
jatuh, mengetahui ia akan pergi.
“Via, jangan nangis, Via. Kakak
janji, Kakak bakal balek lagi dengan perasaan kakak yang tetap sama Via. Kakak
janji, Via. Jangan nangis ya..”
“…………”
“Via? Via? Via, kakak janji Via.
Jangan nangis Via.”
“Be.Be.Berapa. Lama. Ka.Kak?
“4 Tahun, Via. Maaf ya Via. Kakak
janji, nanti kakak balek dengan perasaan kakak yang tetap sama kayak sekarang,
Via.”
“…………”
“Via? Via ada dengar kakak gak,Via?”
“…………”
“Via ? Jawab donk,Via?”
“Ya,Kak.. Via tutup dulu ya. Via
ngantuk. Mau tidur. Malam Kak”
“Malam, Via”
----------
Selama satu bulan, kami
menghabiskan waktu sama-sama. Hingga saatnya dia bakal pergi keluar negri untuk
melanjutkan Kuliahnya. “Via. Jangan ikut kakak ke bandara ya. Kakak takut Via
nangis. Jangan nangis ya Via. “ Kata Yudhi kepada ku saat di rumahku. “Tapi,
kak..” “Via.. janji ya sama kakak kalau Via tetap harus sayang sama Kakak.?
Kakak juga bakal tetap sayang sama Via kok… Kakak pergi dulu ya Via..” Ia
mengucapkan selamat tinggal dan mengecup keningku.Aku di biarkan tak berkata
apa-apa. Dia takut aku menangis dan tidak membolehkan aku mengikutinya ke
bandara untuk melihat kepergiannya.
----------
*Empat
tahun kemudian*
“Sayang. Siap-siap yaa. Bentar lagi
kita akan berangkat ke pesta pernikahan Kakakmu.” Kata ibuku ketika masuk
kekamar. Aku yang sedang me-make-up mukaku sendiri agar terlihat polos. Aku
memilih baju yang cocok untuk pesta pernikahan Kakakku. Ku melihat Dress
selutut, berwarna merah muda dan pita didekat pinggang. Yang ada satu tali di
bagian kanan bahu baju itu. Aku pun memilih baju itu untuk ku pakai. Beserta, High-Heels 5cm berwarna merah muda polos .
-----------
Pesta pun berjalan dengan sukses.
Pada akhir pesta, ada pelemparan bunga. Anak remaja di atas 17 tahun di
persilakan untuk menangkap bunga itu dari lemparan si pengantin,. Aku pun
mengikutinya. Kakakku pun segera melemparnya, dan yang menangkap ada lah
seorang laki-laki dengan tuxedo Hitam-Putih. Berwajah tampan, dan ia tersenyum
kepadaku. Aku mengenal senyuman itu! Benar! Itu Kak Yudhi! Aku tidak salah
lagi!
“Via ? Masih ingat sama kakak?”
tanya laki-laki yang tersenyum padaku
“Kak Yudhi!” Seruku langsung
memeluk Kak Yudhi yang berdiri didepanku dengan memegang bunga lemparan
kakakku.
“Ternyata Via masih ingat” Ia pun
mengelus-elus rambutku sambil tersenyum.
Orangtuaku yang melihat adegan itu
pun tersenyum kecil. Kakakku dan suami sahnya sekarang pun tersenyum.
Setelah acara pernikahan kakakku,
aku minta izin dengan orangtuaku untuk pergi bersama Kak Yudhi. Orangtuaku pun
memperbolehkan kami untuk pergi. “Yudhi, jaga baik-baik ya anak tante. Tante
gak marah kalian pulang lama, tapi jaga dia baik-baik ya Yudhi. Tante percaya
sama kamu” Ibuku berkata begitu saat mereka mengijinkan aku pergi bersama Kak
Yudhi.
---------
Kak Yudhi mengajakku pergi ke taman
yang indah sekali. Bunga-bunga mengelilingi sebuah meja dan ada dua kursi di sana. Lampu-lampu berwarna
biru pun menghiasi pohon didekatnya, menghiasi jalan menuju ke meja dan dua
kursi, menghiasi tanah-tanah yang di tumbuhi bunga-bunga disekeliling meja dan
dua kursi itu. Ia pun mengajakku duduk di meja dan kursi di tengah-tengah
bunga-bunga indah itu.
“Indah sekali” Gumanku setelah
duduk di kursi.
“Via suka?”
“Suka banget, Kak”
“Via, Kakak masih sayang sama Via.
Kakak sekarang udah kembali di hadapan Via. Via mau jadi pacar kakak gak ?”
Katanya mengeluarkan kalung dari kantong tuxedonya. Kalungnya bertulisan V ♥Y
“Via juga masih sayang sama kak
Yudhi. Via mau jadi pacar kakak”
“Makasih ya Via masih sayang sama
kakak setelah 4 tahun berlalu” Ia pun berdiri menuju tempatku dan mengalungkan
kaung itu dileherku.
“Kakak kapan balik ke Indonesia
kak ? Kok gak bilang sama Via?”
“Maaf Via tentang itu. Kakak udah
dari 2 hari yang lalu balik. Kakak telepon kakakmu untuk menyembunyikan dari
Via. Karna kakak tau kakak Via bakal nikah, kakak datang dan duduk di dekat
meja Via, Via gak sadar, tapi kakak perhatikan Via dari belakang.”
“Gak papa kak. Via senang kakak
udah balik sekarang”
Kalau memang kau belum menemukan
apa yang ingin kau miliki, percayalah bahwa Tuhanmu masih ada untuk menuruti
apa yang engkau mau. :)
Kherin :)